KEHIDUPAN RASULULLAH SAW
“Kami berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada salah satu dari dua kainnya itu. Ia berkata : “Bakh, Bakh*”. Abu Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. Selanjutnya ia bercerita :”Sungguh,aku teringat kembali ketika aku tersungkur diantara mimbar Rasulullah saw.
dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila.Sebenarnya aku tidak gila,tapi kejadian itu hanyalah kelaparan.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)
• Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar,biasanya disebut kain rami.
• bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh,bakh berarti suatu isyarat terhadap pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.
• Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.
dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila.Sebenarnya aku tidak gila,tapi kejadian itu hanyalah kelaparan.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)
• Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar,biasanya disebut kain rami.
• bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh,bakh berarti suatu isyarat terhadap pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.
• Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.
“Rasulullah saw. tidak pernah kenyang makan roti, dan tiada pula dengan daging, kecuali dalam keadaan dlaffaf.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja’far bin Sulaiman ad Dluba’I, yang bersumber dari Malik bin Dinar r.a.)
Malik bin Dinar selanjutnya berkata: “Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan: “Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?” Ia menjawab: “Makan bersama orang banyak.” “Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad saw.
pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air.”(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq,dari Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku.Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri,dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)
Malik bin Dinar selanjutnya berkata: “Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan: “Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?” Ia menjawab: “Makan bersama orang banyak.” “Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad saw.
pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air.”(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq,dari Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku.Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri,dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)
NAMA-NAMA RASULULLAH SAW
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya bagiku ada beberapa nama, Yaitu:
Aku Muhammad, aku Ahmad dan aku al Mahi, maksudnya: dengan jalan aku,Allah membasmi kekafiran.Aku juga digelari al Hasyir,yang maksudnya: umat manusia dihimpun di belakangku.
Akupun digelari al `Aqib (penerus para Nabi)”al Aqib adalah yang tiada diiringi di belakangnya oleh hadirnya seorang Nabi.”(Diriwayatkan oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, dari Sufyan, dari az
Zuhri, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im bin `Adi*, yang bersumber dari bapaknya)
• Muth’im bin `Adi adalah pembesar kota Mekkah.”Aku bertemu dengan Nabi saw. pada suatu jalan di Madinah. Ia bersabda: “Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Nabiyur-Rahmah( Nabin pembawa Rahmat) dan
aku Nabiyut-Thaubah (Nabi pengajar taubah). Aku al Muqaffi (yang datang mengikuti jejak para Nabi). Aku al Hasyir dan Nabiyul Malahim (Nabi yang mengalami beberapa peperangan). “(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Tharif al Kufi, dari Abu Bakar bin `Iyyasy*, dari `Ashim,
dari Abi Wa’il, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
• Abbu Bakar bin `Iyyasy, nama sebenarnya diperselisihkan. Ada yang mengatakan Muhammad, ada yang mengatakan `Abdullah, atau Salim, atau Syu’bah. Namun kesemuanya juga Tsiqat.
Aku Muhammad, aku Ahmad dan aku al Mahi, maksudnya: dengan jalan aku,Allah membasmi kekafiran.Aku juga digelari al Hasyir,yang maksudnya: umat manusia dihimpun di belakangku.
Akupun digelari al `Aqib (penerus para Nabi)”al Aqib adalah yang tiada diiringi di belakangnya oleh hadirnya seorang Nabi.”(Diriwayatkan oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, dari Sufyan, dari az
Zuhri, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im bin `Adi*, yang bersumber dari bapaknya)
• Muth’im bin `Adi adalah pembesar kota Mekkah.”Aku bertemu dengan Nabi saw. pada suatu jalan di Madinah. Ia bersabda: “Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Nabiyur-Rahmah( Nabin pembawa Rahmat) dan
aku Nabiyut-Thaubah (Nabi pengajar taubah). Aku al Muqaffi (yang datang mengikuti jejak para Nabi). Aku al Hasyir dan Nabiyul Malahim (Nabi yang mengalami beberapa peperangan). “(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Tharif al Kufi, dari Abu Bakar bin `Iyyasy*, dari `Ashim,
dari Abi Wa’il, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
• Abbu Bakar bin `Iyyasy, nama sebenarnya diperselisihkan. Ada yang mengatakan Muhammad, ada yang mengatakan `Abdullah, atau Salim, atau Syu’bah. Namun kesemuanya juga Tsiqat.
BEKAM RASULULLAH SAW
“Rasulullah saw. berbekam, yang membekamnya adalah Abu Thaibah, maka beliau memerintahkan untuk memberinya dua sha’* makanan. Rasulullah saw.
berbicara kepada tuannya (tuan tukang bekam), lalu mereka mengugurkan kharajnya*.” Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdhal ialah berbekam.” Atau (perawi ragu) :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah berbekam.”(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma’il bin Ja’far, dari Humaid, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
berbicara kepada tuannya (tuan tukang bekam), lalu mereka mengugurkan kharajnya*.” Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdhal ialah berbekam.” Atau (perawi ragu) :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah berbekam.”(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma’il bin Ja’far, dari Humaid, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
KEPEKAAN RASULULLAH SAW
“Nabi saw. sangat peka melebihi anak dara pada pingitannya. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari perubahan air mukanya.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari `Abdullah bin Abi `Utbah, yang bersumber dari Abu Sa’id al Khudri r.a.)
`Aisyah berkata :”Aku tidak pernah memandang kemaluan Rasulullah saw.” Atau ia berkata :”Sekali-kali aku tidak pernah melihat kemaluan Rasulullah saw.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Sufyan, dari Manshur, dari Musa bin `Abdullah bin Yazid al Khathimi, dari Maula `Aisyah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi’, ia adalah budak Bani Haritsah atau budak kepunyaan Abu Mas’ud al Anshari.
• Sha’(gantang) adlah takaran. Satu Sha’sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.
• Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada tuannya.Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha’, tapi karena ia telah membayar dua Sha’, hasil membekam Rasulullah saw. Maka yang satu Sha’lagi digugurkan oleh tuannya setelah Rasulullah saw. berbicara dengan tuannya.
“Nabi saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka kuberikan pada tukang bekam upahnya.”(Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali, dari Abu Daud, dari Waraqa’ bin `Umar, dari `Abdil A’la,
dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.)”Rasulullah saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk.Beliau
berbekam pada tanggal 17,19, dan 21.”(Diriwayatkan oleh `Abdul Quddus bin Muhammad al `Athar al Bashri, dari `Amr bin Ashim, dari Hamman,dan diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm,keduanya menerimanya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21,tentulah tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit.”
(Riwayat Abu Daud)
`Aisyah berkata :”Aku tidak pernah memandang kemaluan Rasulullah saw.” Atau ia berkata :”Sekali-kali aku tidak pernah melihat kemaluan Rasulullah saw.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Sufyan, dari Manshur, dari Musa bin `Abdullah bin Yazid al Khathimi, dari Maula `Aisyah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi’, ia adalah budak Bani Haritsah atau budak kepunyaan Abu Mas’ud al Anshari.
• Sha’(gantang) adlah takaran. Satu Sha’sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.
• Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada tuannya.Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha’, tapi karena ia telah membayar dua Sha’, hasil membekam Rasulullah saw. Maka yang satu Sha’lagi digugurkan oleh tuannya setelah Rasulullah saw. berbicara dengan tuannya.
“Nabi saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka kuberikan pada tukang bekam upahnya.”(Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali, dari Abu Daud, dari Waraqa’ bin `Umar, dari `Abdil A’la,
dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.)”Rasulullah saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk.Beliau
berbekam pada tanggal 17,19, dan 21.”(Diriwayatkan oleh `Abdul Quddus bin Muhammad al `Athar al Bashri, dari `Amr bin Ashim, dari Hamman,dan diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm,keduanya menerimanya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21,tentulah tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit.”
(Riwayat Abu Daud)
Nantikan sambungannya...
"Mari Mengenali Rasulullah SAW: Wafat Rasulullah"
Sumber: abizakii.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment