Wednesday 27 July 2011

Mari Mengenali Rasulullah SAW: Wafat Rasulullah

“Terakhir kali aku memandang Rasulullah saw. yaitu tatkala tirai kamarnya
dibuka pada hari Senin. Aku memandang wajahnya bagaikan kertas mushaf
(dalam keelokan dan kebersihannya) . Orang-orang shalat di belakang Abu Bakar r.a. Hampir saja terjadi kegoncangan diantara umat, kemudian ia (Abu Bakar r.a.) memerintahkan umat agar tenang. Abu Bakar memimpin mereka, tirai kamar Nabi saw. dibuka, dan Rasulullah saw. kedapatan telah wafat pada akhir hari itu.”
(Diriwayatkan oleh Abu `Ammar al Husein bin Huraits, dan diriwayatkan pula oleh Qutaibah bin Sa’id dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bun `Uyainah, dari Zuhri, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Tatkala Rasulullah saw. sakit, beliau (Rasulullah) sempat pingsan, kemudian
sadar kembali. Beliau bersabda: “Apakah waktu shalat telah tiba?” Para sahabat menjawab: “Ya”. Kemudian beliau bersabda: “Perintahkan Bilal agar
mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar shalat (menjadi
imam) bagi umat (atau beliau berkata, perawi ragu) bersama umat.” Selanjutnya Salim berkata: “Kemudian beliau pingsan kembali, kemudian sadar kembali,seraya bersabda: “Apakah waktu shalat tiba telah tiba ?” Para sahabat menjawab: “Ya”. Kemudian beliau bersabda: “Perintahkan agar Bilal
mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar melaksanakan
shalat bersama umat.” `Aisyah berkata (usul) kepada Rasulullah saw. :
“Sesungguhnya ayahku amat perasa. Bila ia berdiri di tempat itu (tempat
Rasulullah saw. mengimami), ia akan menangis, dan ia takkan mampu berdiri.
Bagaimana sekiranya Anda perintahkan saja orang lain!” Salim bercerita lagi:
“Kemudian beliau pingsan lagi, kemudian sadar kembali, seraya bersabda:
“Perintahkan agar Bilal mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu
Bakar melaksanakan shalat dengan umat (menjadi imam).Sesungguhnya kalian (wahai kaum wanita) bagaikan wanita pada masa Nabi Yusuf**.” KemudianSalim melanjutkan ceritanya: “Maka Bilal diperintahkan, ia pun
mengumandangkan adzan dan Abu Bakar diperintah, ia pun shalat bersama
umat (menjadi imam). Kemudian Rasulullah saw. agak berkurang rasa sakitnya, maka beliau bersabda: “Carikan untukku orang yang bersedia aku telekani!”
Maka datanglah Burairah* dan seorang laki-laki lainnya, kemudian Rasulullah
saw. bertelekan pada keduanya. Manakala Abu Bakar melihatnya, ia pun
mengundurkan diri (dari kedudukan menjadi imam), namun Rasulullah saw.
mengisyaratkan agar ia tetap di tempat, akhirnya Abu Bakarpun selesai
mengerjakan shalat (mengimami). * Kemudian Rasulullah saw. wafat, maka
`Umar bin Khattab r.a. berkata: “Demi Allah, tiada seorangpun yang kudengar menyebutkan Rasulullah saw. wafat, melainkan akan kupancung (kepalanya) dengan pedangku ini!” Salim menceritakan lagi: “Umat pada waktu itu tidak mengetahui. (Hal itu dapat di mengerti) sebab sebelumnya tidak ada pada seorang Nabi. Maka sewaktu `Umar berbuat demikian umat hanya berdiam diri.
Kemudian mereka berkata: “Wahai Salim! Berangkatlah engkau menemui
sahabat Rasulullah saw. (Abu Bakar) dan panggillah kemari!” Kutemui Abu
Bakar sewaktu ia berada di dalam masjid. Kudekati dia sambil menangis karena kebingungan. Manakala ia melihat daku, iapun bertanya: “Apakah Rasulullah saw telah wafat?”. Aku menjawab: sungguh umar berkata: “tak seorangpun yang kudengar menyebut rasulullah saw. wafat, melainkan ia akan aku pancung dengan pedangku ini!” Abu Bakar berkata kepadaku: “Sudah, berangkatlah! “
Maka berangkatlah aku bersamanya. Setibanya, orang-orang telah masuk ke
rumah Rasulullah saw., untuk itu ia berkata: “Wahai umat Muhammad! Berilah aku jalan!” Kemudian mereka memberi jalan untuk Abu Bakar. Ia menghampiri jenazah Rasulullah saw. ia bersimpuh dan menyentuhnya, seraya membaca al-Qur’an (Q.S 39 az Zumar: 30), yang artinya: “Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati.” Para sahabat bertanya: “Wahai sahabat Rasulullah saw! (ditujukan kepada Abu Bakar) Apakah Rasulullah saw.
telah wafat ?”. Ia (Abu Bakar) menjawab: “Ya”. Tahukah mereka bahwa benar
apa yang terjadi. Mereka berkata: “Wahai sahabat Rasulullah, apakah dilakukan shalat jenazah juga bagi Rasulullah saw. ?” Ia menjawab: “Ya”. Mereka bertanya lagi: “Bagaimanakah caranya?”. Ia menjawab: “Serombongan masuk, kemudian bertakbir, membaca shalawat dan berdo’a, kemudian keluar.
Setelah itu masuklah serombongan berikutnya, lalu bertakbir, membaca shalawat dan berdo’a, kemudian keluar sampai semua orang kebagian.” Mereka bertanya lagi:
“Wahai sahabat Rasulullah saw! Apakah Rasulullah saw juga dikebumikan? “. Ia menjawab: “Ya”. Mereka bertanya: “Di mana?”. Ia menjawab: “Di tempat beliau wafat, di mana Allah mencabut ruhnya pada tempat itu, karena Allah tidak mencabut ruhnya melainkan pada tempat yang baik.” Yakinlah mereka bahwa apa yang dikatakan Abu Bakar itu benar. Kemudian ia memerintahkan mereka agar yang memandikan beliau adalah sepupu beliau dari garis keturunan ayah beliau.
Orang-orang Muhajirin bermusyawarah (tentang khalifah sesudahnya)
maka berkatalah mereka: “Temuilah teman-teman kita dari kelompok Anshar,
kita ikut sertakan mereka bersama kita pada perumusan perkara ini (Khalifah)!”
Golongan Anshar berkata: “Dari golongan kami seorang wakil.” `Umar bin
Khattab berkata: “Siapakah gerangan yang dapat menandingi orang yang
memiliki tiga keutamaan? Ia adalah salah seorang dari dua orang di kala
keduanya (Abu Bakar dan Nabi saw.) berada di dalam gua. Di kala itu Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah bersama kita.” (Q.S. at Taubah:40).
Siapakah gerangan orang yang berdua itu? Salim melanjutkan ceritanya: Kemudian ia (`Umar) mengulurkan tangannya, maka mereka para sahabat berbai’at kepadanya (Abu Bakar) dan seluruh umat pun ikut memberikan bai’at kepadanya dengan bai’at yang tulus ikhlas.”(Diriwayatkan oleh Nashr bin `Ali al Jahdlami, dari `Abdullah bin Daud, dari Salamah bin Nubaith, dari Nu’aim bin Abi hind, dari Nubaith bin Syarith, yang bersumber dari Salim bin
`Ubaid r.a.)
• Salim bin `Ubaid al Asyja’i adalah sahabat Rasulullah saw. Yang Tsiqat. Ia adalah salah seorang dari ahli shufah (yang tinggal diemper masjid), Sebagaimana Abu Hurairah.
Periwayatannya dikeluarkan oleh ahli hadist yang empat dan imam Muslim.
• Maksudnya dalam menyatakan perasaan yang tersembunyi.
• Burairah berasal dari Habsyi, ia adalah budak yang telah dimerdekakan oleh `Aisyah r.a.
HARTA PUSAKA RASULULLAH SAW
    “Rasulullah saw. tidak meninggalkan pusaka kecuali sebilah pedang, seekor
    keledai dan sebidang kebun yang dijadikan sebagai sedekah.”
    (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Husein bin Muhammad, dari Israil, dari Abi Ishaq, yang bersumber dari `Amr bin al Harits r.a.*)
    • Ia adalah saudara Juraiyah (isteri Rasulullah saw.)
    MIMPI BERTEMU DENGAN RASULULLAH SAW
      “Barang siapa bermimpi melihatku di dalam tidurnya maka sesungguhnya ia
      benar-benar melihatku. Karena sesungguhnya syaitan tidak mampu
      menyerupaiku. “(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Abi Ishaq, dari Abil Akhwash, yang bersumber dari `Abdullah bin Mas’ud.”)
      “Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: “Barang siapa melihat aku pada waktu tidur (mimpi), maka sesungguhnya ia benar-benar melihat aku. Sesungguhnya syaitan tidak dapat menyerupaiku. ” Beliau bersabda lagi: “Dan mimpi orang yang Mu’min itu merupakan satu bagian dari 46 bagian sifat kenabian.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman ad Darami, dari Mu’alla bin Asad, dari `Abdul `Aziz bin Mukhtar, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)

      Tuesday 26 July 2011

      Mari Mengenali Rasulullah SAW: Budi Pekerti Rasulullah (Sambungan)

      KEHIDUPAN RASULULLAH SAW
      “Kami berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada salah satu dari dua kainnya itu. Ia berkata : “Bakh, Bakh*”. Abu Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. Selanjutnya ia bercerita :”Sungguh,aku teringat kembali ketika aku tersungkur diantara mimbar Rasulullah saw.
      dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila.Sebenarnya aku tidak gila,tapi kejadian itu hanyalah kelaparan.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)
      • Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar,biasanya disebut kain rami.
      • bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh,bakh berarti suatu isyarat terhadap pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.
      • Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.
      “Rasulullah saw. tidak pernah kenyang makan roti, dan tiada pula dengan daging, kecuali dalam keadaan dlaffaf.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja’far bin Sulaiman ad Dluba’I, yang bersumber dari Malik bin Dinar r.a.)
      Malik bin Dinar selanjutnya berkata: “Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan: “Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?” Ia menjawab: “Makan bersama orang banyak.” “Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad saw.
      pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air.”(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq,dari Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
      “Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku.Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri,dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)
      NAMA-NAMA RASULULLAH SAW
        Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya bagiku ada beberapa nama, Yaitu:
        Aku Muhammad, aku Ahmad dan aku al Mahi, maksudnya: dengan jalan aku,Allah membasmi kekafiran.Aku juga digelari al Hasyir,yang maksudnya: umat manusia dihimpun di belakangku.
        Akupun digelari al `Aqib (penerus para Nabi)”al Aqib adalah yang tiada diiringi di belakangnya oleh hadirnya seorang Nabi.”(Diriwayatkan oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, dari Sufyan, dari az
        Zuhri, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im bin `Adi*, yang bersumber dari bapaknya)
        • Muth’im bin `Adi adalah pembesar kota Mekkah.”Aku bertemu dengan Nabi saw. pada suatu jalan di Madinah. Ia bersabda: “Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Nabiyur-Rahmah( Nabin pembawa Rahmat) dan
        aku Nabiyut-Thaubah (Nabi pengajar taubah). Aku al Muqaffi (yang datang mengikuti jejak para Nabi). Aku al Hasyir dan Nabiyul Malahim (Nabi yang mengalami beberapa peperangan). “(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Tharif al Kufi, dari Abu Bakar bin `Iyyasy*, dari `Ashim,
        dari Abi Wa’il, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
        • Abbu Bakar bin `Iyyasy, nama sebenarnya diperselisihkan. Ada yang mengatakan Muhammad, ada yang mengatakan `Abdullah, atau Salim, atau Syu’bah. Namun kesemuanya juga Tsiqat.
        BEKAM RASULULLAH SAW
          “Rasulullah saw. berbekam, yang membekamnya adalah Abu Thaibah, maka beliau memerintahkan untuk memberinya dua sha’* makanan. Rasulullah saw.
          berbicara kepada tuannya (tuan tukang bekam), lalu mereka mengugurkan kharajnya*.” Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdhal ialah berbekam.” Atau (perawi ragu) :”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah berbekam.”(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma’il bin Ja’far, dari Humaid, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
          KEPEKAAN RASULULLAH SAW
            “Nabi saw. sangat peka melebihi anak dara pada pingitannya. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari perubahan air mukanya.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari `Abdullah bin Abi `Utbah, yang bersumber dari Abu Sa’id al Khudri r.a.)
            `Aisyah berkata :”Aku tidak pernah memandang kemaluan Rasulullah saw.” Atau ia berkata :”Sekali-kali aku tidak pernah melihat kemaluan Rasulullah saw.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Sufyan, dari Manshur, dari Musa bin `Abdullah bin Yazid al Khathimi, dari Maula `Aisyah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
            • Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi’, ia adalah budak Bani Haritsah atau budak kepunyaan Abu Mas’ud al Anshari.
            • Sha’(gantang) adlah takaran. Satu Sha’sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.
            • Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada tuannya.Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha’, tapi karena ia telah membayar dua Sha’, hasil membekam Rasulullah saw. Maka yang satu Sha’lagi digugurkan oleh tuannya setelah Rasulullah saw. berbicara dengan tuannya.
            “Nabi saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka kuberikan pada tukang bekam upahnya.”(Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali, dari Abu Daud, dari Waraqa’ bin `Umar, dari `Abdil A’la,
            dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.)”Rasulullah saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk.Beliau
            berbekam pada tanggal 17,19, dan 21.”(Diriwayatkan oleh `Abdul Quddus bin Muhammad al `Athar al Bashri, dari `Amr bin Ashim, dari Hamman,dan diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm,keduanya menerimanya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
            “Rasulullah saw. bersabda :”Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21,tentulah tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit.”
            (Riwayat Abu Daud)

            Nantikan sambungannya...
            "Mari Mengenali Rasulullah SAW: Wafat Rasulullah"


            Sumber: abizakii.wordpress.com

            Monday 25 July 2011

            Mari Mengenali Rasulullah SAW: Budi Pekerti Rasulullah

            “Rasulullah saw.bukanlah orang yang keji,beliau tidak membiarkan kekejian,tiada mengeluarkan suara keras di pasar-pasar dan tidak membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan. Beliau suka memaafkan dan berjabat tangan.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muahammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Abi Ishaq, dari Abi `Abdullah al Jadali, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
            “Rasulullah saw. tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, kecuali tatkala beliau berjihad fi sabilillah. Beliau pun tidak pernah memukul pembantu dan wanita.”
            (Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Handzani, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
            “Aku mendengar Jabir bin `Abdullah r.a. berkata: `Tak pernah kudengar
            Rasulullah saw. dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata “tidak”.’
            (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan,yang bersumber dari Muhammad bin al Munkadir r.a.)
            “Nabi saw. tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Ja’far bin Sulaiman, dari Tsabit, yang
            bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
            “Sesungguhnya Nabi saw menerima hadiah dan membalas hadiah.”
            (Diriwayatkan oleh `Ali bin Khasyram dan lainnya, dari `Isa bin Yunus, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
            TAWADLU RASULULLAH SAW
              “Rasulullah saw. bersabda :”Janganlah kalian berlebihan memuji daku
              sebagaimana kaum Nasrani yang berlebihan memuji anak Maryam. Aku
              hanyalah seorang hamba, oleh sebab itu katakanlah (panggillah) `Abdullah(hamba Allah) dan Rasul-Nya.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, diriwayatkan pula oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bin `Uyainah, dari Zuhri, dari
              `Ubaidilah,dari Ibnu Abbas r.a., yang bersumber dari `Umar bin Khattab r.a.)
              “Rasulullah saw. bersabda :”Sekalipun kepadaku hanya dihadiahkan betis
              binatang, tentu akan kuterima. Dan sekiranya aku diundang makan betis
              binatang, tentu akan kukabulkan undangannya. “
              (Diriwayatkan oleh Muhammad bin `Abdullahbin Bazi’, dari Basyar bin al Mufadlal, dari Sa’id dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
              `Aisyah r.a. ditanya:”Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw. Di rumahnya ?”`Aisyah r.a. menjawab:”Beliau adalah seorang manusia biasa, beliau adalah seorang yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri, dan melayani dirinya sendiri.”
              (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma’il, dari’Abdullah bin Shalih, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Yahya bin Sa’id,yang bersumber dari `Amrah)
              TANGIS RASULULLAH SAW
                “Rasulullah saw. bersabda kepadaku:”Bacakan al Qur’an untukku!” “Wahai Rasulullah saw.! Mana mungkin aku membacakannya kepada Anda, bukankah ia diturunkan kepada Anda?”Beliau bersabda:”Sungguh aku ingin mendengarkannya dari selain daku.” Maka kubacakan surat an Nisa, sampai ayat: “Waji’na bika `ala ha ula-I syahida.” (Dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka). (Q.S. 4 an- Nisa: 41). `Abdullah bin Mas’ud berkata :”Maka kulihat kedua mata Rasulullah saw. bercucuran air mata.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan , dari Mua’wiyah bin Hisyam, dari Sufyan, dari al A’masy, dari Ibrahim, dari `Ubaid, yang bersumber dari `Abdullah bin Mas’ud r.a.)
                “Rasulullah saw. mencium `Utsman bin Madh’un* tatkala ia telah wafat. Dan ketika itu beliau menangis.” Atau (kata perawi ragu): “Kedua matanya berlinang air mata.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Ashim bin `Ubaidilah*, dari Qasim bin Muhammad*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
                • ‘Utsman bin Madh’un adalah saudara sesusu Rasulullah saw. Ia wafat dua setengah tahun setelah hijrah.
                • Ashim bin `Ubaidilah dadla’ifkan oleh Ibnu Ma’in, menurut keterangan Bukhari,periwayatannya munkar
                • Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, merupakan salah seorang fukaha Madinah yang tujuh,dari generasi kedua dan periwayatnnya dikeluarkan oleh jama’ah.
                CARA TIDUR RASULULLAH SAW
                  “Sesungguhnya Nabi saw. bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo’a:
                  “Rabbi qini `adzabaka yauma tab’atsu `ibadaka.” (Ya Rabbi,peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
                  (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil,dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)
                  “Bila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidurnya,maka beliau berdo’a :
                  “Allahumma bismika amutu wa ahya’. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).Dan bila Beliau bangun,maka Beliau membaca: “Alhamdulillahilla dzi ahyana ba’dama amatana wailaihin nusyur.” (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat kembali).
                  (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Ruba’I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
                  “Sesungguhnya bila Nabi saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas tangannya.”(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb,dari Hammad bin Salamah dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)
                  Nantikan sambungannya...
                  "Mari Mengenali Rasulullah SAW: Budi Pekerti Rasulullah (Sambungan)"


                  Sumber: abizakii.wordpress.com

                  Sunday 24 July 2011

                  OPENING RAMADHAN DISCOVERY 2011 / 1432 H


                  Pada 22 Julai 2011 yang lalu, Ramadhan Discovery telah melancarkan Majlis Pembukaan Ramadhan Discovery 2011.

                  Majlis pembukaan diselitkan dengan Forum Baitul Muslim yang bertajuk "Kahwin awal, sediakah aku? " 

                  Panel jemputan yang terlibat :
                  1) Tuan Haji Hushim bin Haji Salleh
                  2) Ustaz Kamarul Azmi bin Jasmi 
                  3) Askar Triwiyanto dan isteri

                  Alhamdulillah, majlis tersebut berjalan dengan lancarnya. 

                  Masjlis dirasmikan oleh En. Talhah bin Hasan



                  Para penonton yang hadir :





















                  Forum Baitul Muslim :

                  Pengerusi majlis dan para penel jemputan.
                  Dari kiri : Tuan Haji Jalil, Tuan Haji Hushim, Ustaz kamarul, Askar Triwiyanto dan isteri.

                  Sesi soal-jawab:







                  Sesi fotografi : 








                  Komiti Ramadhan discovery curi peluang bertanya soalan kepada para panel setelah majlis selesai :





                  Mari Mengenali Rasulullah SAW: Ibadah Rasulullah

                  “Rasulullah berdiri (shalat) sampai bengkak kedua kakinya. Kepadanya ditanyakan: “Mengapa Anda membebani diri dengan hal yang demikian?Bukankah Allah swt. Telah mengampuni Anda dari segala dosa Anda, baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Rasulullah saw. Bersabda : “Tidak patutkah saya menjadi hamba Allah yang bersyukur?”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, juga oleh Basyar bin Mu’adz, dari Abu `Awanah,dari Ziyad bin `Alaqah, yang bersumber dari al Mughirah bin Syu’bah r.a.)
                  “Nabi saw shalat malam hari tiga belas rakaat.” (Diriwayatkan oleh Abu Kuraib- Muhammad bin al A’la-, dari Waki’, dari Syu’bah, dari Abi Jamrah,yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.) “Sesungguhnya apabila Nabi saw. tidak sempat shalat malam hari karena tertidur atau berat rasa kantuknya, maka beliau lakukan shalat dua belas rakaat di siang hari.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Abu `Awanah, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa’id bin Hisyam, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
                  “Sesungguhnya Rasulullah saw. melaksanakan shalat di malam hari sebelas raka’at. Beliau lakukan shalat witir (ganjil) satu raka’at. Apabila beliau selesai melakukan shalat itu, beliau berbaring dengan lambung kanannya di sebelah bawah.” (Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma’an, dari Malik, dari Ibnu Syibab, dari Urwah,yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
                  “Sesungguhnya Nabi saw. tidak wafat, sampai kebanyakan shalatnya (shalat sunnat) dilaksanakan dalam keadaan duduk.”
                  (Diriwayatkan oleh al Hasan bin Muhammad azZa’farani, dari al Hajjaj bin Muhammad, dari Ibnu Juraih, dari `Utsman bin Abi Sulaiman, dari Abu Salamah bin `Abdurrahman, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
                  “Aku pelihara amalan-amalan Rasulullah saw. berupa shalat delapan raka’at.dua raka’at sebelum shalat Dhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat Magrib dan dua raka’at sesudah shalat Isya’.” Selanjutnya Ibnu`Umar berkata : “Hafshah menceritakan kepadaku perihal dua raka’at shalat fajar. Tapi aku tak pernah melihatnya dilakukan Rasulullah saw.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Marwan bin Mu’awiyah al Farazi, dari Ja’far bin Burqaq, dari Maimun bin Mihran, yang bersumber dari Ibnu `Umar r.a)
                  • Hafshah (isteri Rasulullah saw.) dan Ibnu `Umar adalah kakak beradik, keduanya adalah putera `Umar bin Khathab r.a.
                  • Disebabkan Rasulullah saw. melakukan shalat fajar di rumahnya, maka Ibnu `Umar tidak pernah melihatnya.
                  WUDHU RASULULLAH SAW
                  “Rasulullah saw. keluar dari jamban, maka dihidangkan kepadanya makanan.Kemudian para sahabat berkata : `Apakah kami perlu menyediakan bagi Anda air wudlu?” Beliau menjawab :”Sesungguhnya aku disuruh berwudlu apabila aku akan melakukan shalat.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Isma’il bin Ibrahim, dari Ayyub, dari Ibnu Mulaikah yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
                  “Kubaca dalam Taurat bahwa berkah makanan itu karena berwudlu sebelum makan dan berwudlu sesudahnya”. Hal tersebut kukatakan kepada Nabi saw.dan kukabarkan apa yang pernah kubaca dalam Taurat itu, maka Rasulullahsaw.Bersabda : “Berkah makanan itu disebabkan berwudlu sebelum makan serta sesudahnya.”(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari `Abdullah bin Numair, dari Qeis bin Rabi’*. Hadist inipun diriwayatkan pula oleh Qutaibah, dari `Abdul Karim al Jurjani, kedua riwayat itu bersumber dari Qeis bin Rabi’, dari Abi Hisyam Adahzadan yang bersumber dari Salman r.a.)
                  • Qeis bin Rabi’ menurut Ibnu Ma’in periwayatannya dla’if namun diterima oleh Ibnu Majah dan Abu Daud.
                  SHALAT DHUHA RASULULLAH SAW
                  “Aku mendengar Mu’adzah (binti `Abdullah al- `Adawiyah) sebagai berikut: “Aku bertanya kepada `Aisyah r.a. : “Apakah Rasulullah saw mengerjakan shalat pada waktu dhuha?” `Aisyah r.a. menjawab : “Benar, beliau melakukan empat raka’at.Dan terkadang beliau menambah lagi sebanyak yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla.” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Syu’bah, dari Yazid ar Risyk, yang bersumber dari Mu’adzah r.a.)
                  “Sesungguhnya Nabi saw. melakukan shalat empat raka’at sesudah tergelincir matahari, sebelum shalat Dhuhur.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya waktu itu merupakan saat pintu-pintu langit terbuka. Maka aku menyukai amal salehku diangkat saat itu.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Mutsana, dari Abu Daud, dari Muhammad bin Muslim bin Abil Wadldlah, dari `Abdul Karim al Jazari, dari Mujahid, yang bersumber dari `Abdullah bin as Saib r.a.)
                  SHALAT SUNNAH RASULULLAH SAW DI RUMAH
                  “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang shalat di rumah dan shalat di masjid.” Beliau bersabda : “Sungguh, kau melihat sendiri, alangkah dekatnya rumahku dengan masjid. Sungguh aku lebih suka shalat di rumah daripada shalat di masjid, kecuali shalat itu shalat fardhu.” (Diriwayatkan oleh `Abbas al Anbari, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari al A’la bin Harits, dari Haram bin Mu’awiyah, yang bersumber dari pamannya `Abdullah bin Sa’ad r.a.)
                  • ‘Abdullah bin Sa’ad al Anshari, ia merupakan salah seorang sahabat Rasulullah saw.
                  SHAUM SUNNAT RASULULLAH SAW
                  “Aku melihat Rasulullah saw. shaum dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya’ban dan Ramadhan.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Manshur, dari Salim bin Abil Ja’di, dari Abi Salamah, yang bersumber dari Ummu salamah r.a.)
                  “Rasulullah saw. shaum pada awal bulan selama tiga hari pada setiap bulan, dan jarang sekali beliau tidak berbuka pada hari Jum’at.”(Diriwayatkan oleh al Qasim bin Dinar al Kufi, dari `Ubaid bin Musa, dan diriwayatkan pula oleh Thalaq bin Ghanam, dari Syaibani, dari `Ashim, dari Zirin bin Hubaisy, yang bersumber dari `Abdullah r.a.)
                  “Nabi saw. bersungguh-sungguh mengamalkan shaum hari Senin dan Kamis.” (Diriwayatkan oleh Abu Hafsah –`Umar bin `Ali-, dari `Abdullah bin Daud, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’dan, dari Rabi’ah al Jarsyi, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
                  “Hari Asyura (sepuluh Muharram) adalah hari yang dishaumi kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Rasulullah saw. pun shaum pada hari itu. Manakala beliau tiba di Madinah, beliau shaum pada hari itu dan beliau perintahkan agar hari itu dishaumi. Manakala bulan Ramadhan diwajibkan untuk shaum, maka shaum Ramadhanlah yang menjadi kewajiban, dan beliau tinggalkan hari `Asyura. Basrang siapa ingin shaum silahkan dan barang siapa yang tidak mau shaum tinggalkanlah. “(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq, al Hamdzani, `Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
                  CARA RASULULLAH SAW MEMBACA AL-QUR’AN
                  “Aku bertanya kepada Anas bin Malik r.a. :”Bagaimanakah bacaan (Al Qur’an) Rasulullah saw.?” Ia menjawab :”Bermad (bertajwid). “(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jurair bin Hazim, dari ayahnya,yang bersumber dari Qatadah r.a.)
                  “Rasulullah saw. memotong bacannya (pada setiap ayat). Beginilah cara membacanya:”Alhamdulillahi Rabbil `Alamin “, kemudian beliau berhenti.Selanjutnya dibaca : “Arrahmanirrahim” , kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca : “Maliki yaumiddin,”(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Yahya bin Sa’id al Umawi, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abi Mulaikah, yang bersumber dari Ummu Salamah r.a.)


                  Nantikan sambungannya...
                  "Mari Mengenali Rasulullah SAW: Budi Pekerti Rasulullah"


                  Sumber: abizakii.wordpress.com